
Apasih akibatnya kalau bangunan yang berbahan Beton terkena kebakaran apakah gak ngaruhh yaaa…
Nahh kali ini tekniksipilaziz.com mau membagikan kalian beberapa pandangan mengenai efek kebakaran pada bangunan. Artikel ini cocok untuk kalian yang ingin menambah wawasan dan juga pendalaman ilmu tentang Teknologi Beton.
Sebelum membahas kita akan Share beberapa fakta tentang Gedung:
Kebakaran ini merupakan ketiga kalinya kebakaran ini terjadi di Gedung Cyber notabenya dipakai sebagai Data Server. Pada tahun 2014, kebakaran juga terjadi di Gedung Cyber. Saat itu, api muncul di lantai 11 dan terjadi sebelum jam kerja. Kebakaran tidak mempengaruhi lalu lintas internet Indonesia karena tidak ada pemadaman listrik. Setahun kemudian, pada 2015, lantai 8 Gedung Cybernetic kembali terbakar di siang hari.Karyawan yang didistribusikan segera dari gedung dengan panik.
Padangan Para Ahli Bangunan tentang Dampak Kebakaran Gedung
Kebakaran terjadi hampir disemua jenis bangunan, mulai dari rumah hunian sampai bangunan gedung bertingkat banyak. Pengaruh panas (temperatur) pada saat konstruksi mengalami kebakaran dapat menyebabkan penurunan kuat tekan beton. Kerusakan pada beton dapat terjadi akibat perbedaan angka muai antara agregat dan pasta semen yang menyebabkan lekatan antar batuan menjadi berkurang. Kondisi ini pasta semen mengalami penyusutan sedangkan batuan akan mengembang sehingga menimbulkan retak pada beton dan akhirnya mengakibatkan kualitas beton menurun (Mulyono, T 2003:91). Akibat menurunnya kualitas beton akan berpengaruh terhadap kestabilan struktur bangunan tersebut secara menyeluruh.
Penurunan kualitas beton saat kebakaran tidak hanya ditentukan oleh temperatur saat kebakaran, namun durasi waktu kebakaran. Dengan meningkatnya durasi kebakaran, akan mempengaruhi proses penghantaran panas dari permukaan beton menuju bagian dalam beton. Peneliti sebelumnya melakukan penelitian dengan membuat benda uji beton yang kemudian dibakar langsung atau dipanaskan dalam oven. Setelah itu, dilakukan pengujian pada benda uji berupa kuat tekan, kuat lentur, dan modulus elastisitas. Semua penelitian yang dilakukan merupakan usaha untuk menaksir kekuatan sisa suatu bangunan pasca kebakaran.
Beton yang dibakar pada tungku pembakaran manual dengan suhu 1500C – 2000C selama 60 menit mulai berubah warna dan bekurangnya berat benda uji serta kehilangan kuat tekan sampai 23%, (Afrizal, 2015). Begitu juga yang terjadi pada mortar, mortar yang panaskan dengan oven selama 60 menit pertama mulai berubah warna pada suhu 3000C dan kehilangan kuat tekan sampai 50% pada suhu 5000C, (Wiranata, 2016). Analisa perambatan panas dengan metode numerik pada beton untuk setebal selimut beton dapat di capai 93% pada waktu 15 menit dan beton kehilangan kuat tekan sampai 50% pada suhu 5500C, (Afrizal, 2014).
Tjokrodimuljo (2000) menyebutkan bahwa beton pada dasarnya tidak diharapkan mampu menahan panas sampai di atas 2500C. Akibat panas beton akan mengalami retak, terkelupas (spalling) dan kehilangan kekuatan. Kehilangan kekuatan terjadi karena perubahan komposisi kimia secara bertahap pada pasta semennya.Bila beton dipanasi sampai suhu sedikit di atas 3000C, beton akan berubah warna menjadi merah muda. Jika di atas 6000C, akan menjadi abuabu agak hijau dan jika sampai di atas 9000C menjadi abu-abu. Namun jika sampai di atas 12000C akan berubah menjadi kuning. Dengan demikian, secara kasar dapat diperkirakan berapa suhu tertinggi selama kebakaran berlangsung berdasarkan warna permukaan beton.Pembagian warna beton terlihat pada Gambar dibawah ini

Gambar menunjukkan Warna Beton Pasca Kebakaran Berdasarkan Temperatur
Bentuk kerusakan struktur yang erjadi pada beton karena pengaruh temperatur yang tinggi dapat berupa pengelupasan pada beton, terjadinya retak-retak dan penurunan kekuatan.Jenis kerusakan yang sering terjadi akibat kebakaran antara lain : retak ringan, retak berat, beton pecah/terkelupas, voids ( lubang-lubang yang cukup dalam atau keropos), lendutan balok dan tulangan putus, hilang atau tekuk. Klasifikasi tingkat kerusakan gedung pasca kebakaran (Rizal,2006).
- Kerusakan ringan
Kerusakan ini berupa pengelupasan pada plesteran luar beton dan terjadinya perubahan warna permukaan menjadi hitam akibat asap yang mungkin disertai dengan retak-retak pada plesteran. - Kerusakan sedang
Kerusakan ini berupa munculnya retak-retak ringan (kedalaman kurang dari 1 mm) pada bagian luar beton yang berupa garis-garis yang sempit dan tidak terlalu panjang dengan pola menyebar. - Kerusakan berat
Retak yang terjadi sudah memiliki ukuran lebih dalam dan lebar, terjadi secara tunggal atau kelompok. Jika terjadi pada balok kadang-kadang disertai dengan lendutan yang dapat dilihat dengan mata. - Kerusakan sangat berat
Kerusakan yang terjadi sudah sedemikian rupa sehingga beton pecah/terkelupas sehingga tampak tulangan bajanya, atau bahkan sampai tulangan putus/tertekuk, beton inti hancur.