Tekniksipilaziz.com

Newsletter

Mengenal Teknologi Konstruksi Bangunan

Teknologi konstruksi adalah istilah yang sudah tidak asing saat ini, khususnya bagi akademisi dan praktisi di bidang konstruksi
Mengenal Lebih Jauh Tentang Teknologi Konstruksi

Istilah teknologi konstruksi (tekon) sangat sering didengar dalam dunia konstruksi. Secara umum. Istilah tersebut biasanya dilekatkan dengan segala hal yang bersifat advanced, sophistecated, atau yang memiliki unsur kebaruan dalam dunia konstruksi yang mendukung efisiensi, kualitas, serta daya saing baik dari sisi produk maupun proses. Hal tersebut memberi beragam pengertian terkait tekon, sehingga dalam diskusi- diskusi ilmiah sering terjadi overlapping pemahaman dengan istilah-istilah lain yang berdekatan, seperti: teknologi rekayasa (engineering technology), teknologi desain (design technology), atau bahkan teknologi manufaktur (manufacture technology) yang menghasilkan material konstruksi jadi atau setengah jadi (intermediate-product). Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan studi sehubungan konsep tekon. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah tekon yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek dari frase tekon dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek dari frase tekon.

Penjelasan konsep teknologi konstruksi (tekon) secara lengkap tidak dapat diperoleh tanpa mengkaji dari setiap kata (elemen) dari frase tersebut. Sehingga pada bagian ini, kajian dibagi menjadi tiga bagian yaitu: konsep teknologi, konsep konstruksi, dan konsep teknologi konstruksi. Bagian pertama akan diuraikan berbagai definisi sehubungan kata teknologi, yang selanjutnya dengan metode hermeneutika akan ditarik makna yang terkandung (implisit) yang bersifat generik dan substansif dari berbagai definisi tersebut. Hal yang sama juga dilakukan pada konsep konstruksi yang merupakan objek frase. Sehingga pada bagian konsep teknologi konstruksi diharapakan diperoleh makna tekon yang jelas dan robust.

Konsep Teknologi Secara General

Istilah teknologi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu: techne dan logos. Aristoteles mengklasifikasi techne sebagai bagian dari knowledge yang bermakna know-how (OECD, 2000). Secara khusus Egmond (2012) memaknai techne sebagai know-how yang diperlukan untuk membuat sesuatu. Oleh Garud (1997) know-how adalah knowledge yang digunakan untuk merancang (design) atau memproduksi (manufacture) sesuatu. Know-how merepresentasikan generative processes (Garud, 1997). Sehingga know-how dapat diartikan sebagai knowledge yang bersifat aplikatif- praktis. Sedangkan logos dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai logic bermakna prosedur yang bersifat logis (Halpin dan Senior, 2011). Secara lebih jelas logis dapat dimaknai sebagai sistematis. Sehingga teknologi secara generik dapat didefinisikan sebagai knowledge yang bersifat aplikatif-praktis serta sistematis yang berguna dalam memenuhi kebutuhan manusia.

Teknologi adalah knowledge yang bersifat aplikatif-praktis dan sistematis yang berguna dalam memenuhi kebutuhan manusia

Definisi teknologi secara umum

Grosse 1996 yang dikutip dari Osabutey dkk. (2014) membagi teknologi menjadi tiga bagian yaitu:

  1. Teknologi Proses
  2. Teknologi Produk
  3. Teknologi Manajemen

Bagian berikut selanjutnya diuraikan sehubungan teknologi proses, teknologi produk, dan teknologi manajemen.

Konsep Konstruksi

Secara umum konstruksi dapat diinterpretasi dalam empat level, yaitu: sebagai aktivitas di lapangan (level satu), sebagai konperehensif siklus proyek (level dua), sebagai segala hal yang berhubungan dengan bisnis konstruksi (level tiga), dan sebagai proses secara luas dalam mengkreasi hunian manusia (level empat) (Du Plessis, 2007).

Berdasarkan keempat interpretasi di atas, maka dalam pendefinisian segala sesuatu yang berhubungan dengan konstruksi, baik dalam diskusi ilmiah maupun paper ilmiah sering terjadi multi-tafsir. Dalam konteks studi ini, konstruksi sebagai frase dari teknologi konstruksi adalah penting dilakukan pembatasan, karena konstruksi dalam frase tekon juga berfungsi sebagai delimitasi cakupan teknologi itu sendiri.

Menurut Du Plessis (2007), secara umum konstruksi dimaknai sebagai aktivitas di lapangan dalam merealisasikan bangunan. Halpin dan Senior (2011) dalam menjelaskan tekon, juga mendelimitasi konstruksi sebagai aktifitas di lapangan dalam merealisasikan pekerjaan fisik. Demikian juga halnya dengan Egmond (1999) melalui ilustrasinya sehubungan teknologi proses (lihat Gambar 4) menunjukkan bahwa konstruksi yang dimaksud Egmond (1999) adalah aktfitas di lapangan (aktifitas proses dari teknologi). Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya raw material dan produk setengah jadi (intermediate) sebagai bahan input pada ilustrasi Egmond (1999) (lihat Gambar 4). Sehingga konstruksi yang dimaksud dalam studi ini adalah aktfitas di lapangan dalam merealisasikan secara fisik bangunan yang didesain sebelumnya.

Deskripsi konstruksi menurut Egmond (2012)

Aktifitas di lapangan dalam merealisasikan secara fisik dari bangunan yang didesain sebelumnya.

Konsep konstruksi

Penjelasan tersebut di atas juga menunjukkan bahwa terjadi pemisahan makna antara teknologi konstruksi dan teknologi desain nantinya.

Konsep Teknologi Konstruksi

Bila mengacu pada Egmond (1999), maka teknologi konstruksi terdiri atas: teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi. Namun, bila berdasarkan uraian konsep teknologi (3.1) dan konsep konstruksi (3.2) seperti yang diuraikan sebelumnya maka, teknologi konstruksi terdiri atas:

  1. Teknologi proses konstruksi
  2. Teknologi produk konstruksi
  3. Teknologi manajemen konstruksi

Teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian utama yaitu: teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi

Pembagian teknologi konstruksi (tekon)
Please follow and like us:

Share for More Helpful

Facebook
Pinterest
Twitter
LinkedIn
Email
Aziz Bakhtiar

Aziz Bakhtiar

Saya Seorang Struktur Engineer dengan pengalaman 3 tahun pada Project BUMN maupun Swasta. Mendalami Desain Penganggaran Biaya dan Perencanaan Bangunan Profesional di industri konstruksi, berorientasi pada efisiensi dan implementasi biaya, analisis risiko, dan detail pekerjaan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *